GadgetSquad.id – Meski sekarang sudah berada di era 4G, tapi siapa yang sangka pengguna hape 2G ternyata masih terbilang besar. Beneran !

Hal itu dilontarkan Djatmiko Wardoyo, Director of Marketing & Communication Erajaya di acara diskusi forum ‘Obrolan Telko’ yang digelar hari ini (14/9/2017) di Jakarta. Menurutnya saat ini pengguna hape 2G masih cukup banyak, yaitu 40% dari total pengguna hape (feature phone dan smartphone) di Indonesia. Menurut pria yang terkenal ramah ini, penjualan hape 2G masih cukup ‘kencang’. “Setidaknya setiap bulan penjualan hape 2G bisa mencapai 200 ribuan per bulan” ujarnya. Masih menurut Djatmiko, ada hape 2G buatan salah satu vendor yang masih laris manis di pasaran. Meski dia enggan menyebutkan apa nama vendor tersebut. Namun menurut penelusuran kami vendor tersebut yaitu Nokia.

Untuk itu ketika ada wacana untuk mematikan jaringan 2G agar pengguna migrasi 4G, masih ditentang oleh beberapa operator. Meski tentu operator di sisi lain juga sangat mengharapkan agar pelanggannya mau segera migrasi ke layanan 4G.

Upaya itulah yang dilakukan Smartfren untuk mendorong pelanggannya migrasi ke 4G. Salah satu strategi yang dilakukan yaitu dengan menyediakan berbagai tipe smartphone 4G murah, dengan merek Andromax. Di mana smartphone tersebut dijual direntang harga Rp 600 ribuan sampai Rp 1 jutaan. “Dengan smartphone 4G Andromax berharga terjangkau, diharapkan mempermudah pengguna untuk migrasi ke layanan 4G” ujar Hartadi Novianto, Head of Device Sourcing & Management Smartfren.
Tidak hanya itu, Smartfren juga menyediakan perangkat modem wifi (mifi) 4G, bagi pengguna yang ingin merasakan layanan 4G namun belum ingin mengganti ke smartphone 4G. “Smartfren menjadi yang pertama dan pemimpin pasar perangkat mifi. Smartfren menguasai 70% pasar Mifi di Indonesia” tambahnya

Menurut Nonot Harsono, Pengamat Telekomunikasi, Chairman Mastel Instotute, besarnya jumlah pengguna teknologi 2G juga merupakan salah satu penyebab terhambatnya Indonesia dalam hal tren teknologi.

“Agar migrasi dari 2G ke 4G bisa berlangsung cepat, maka harus dilakukan edukasi bagi para pengguna 2G mengenai kelebihan perangkat dengan teknologi 4G” tambahnya

Di sisi lain, perlu adanya ketegasan dari pemerintah untuk membuat peraturan yang bisa membatasi atau menghentikan pemakaian frekuensi 2G. Jika kedua point diatas tersebut bisa dilaksanakan, maka proses migrasi dari 2G ke 4G diyakini bisa lebih cepat.

Pada akhirnya, jika 2G akan dimatikan secara perlahan, maka akan mencapai kondisi telekomunikasi yang lebih baik. Apalagi jika sudah ada perangkat yang bisa menggantikan ponsel 2G murah yang ada sekarang. Dari sisi penyeberan jaringan juga akan lebih baik, karena semua wilayah yang selama ini hanya terjangkau jaringan 2G akan berubah menjadi jaringan 4G dengan daya tampung pengguna yang jauh lebih besar.