GadgetSquad.ID – Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri, baru saja mengeluarkan panduan pembelajaran tahun ajaran baru di masa pandemik COVID19. Salah satu poinnya adalah larangan melakukan Kegiatan Belajar Mengajar tatap muka di 94% wilayah Indonesia yang berada di zona merah, orange, dan kuning. Di wilayah-wilayah itu, nantinya pembelajaran hanya boleh dilakukan secara online. Hal tersebut tentu menggangu kurikulum yang sudah ada. Para pemangku kebijakan, terpaksa menarik maju sistem pendidikan yang baru, 10 atau bahkan 20 tahun lebih awal.

Di acara online talkshow bertema “Sistem Pendidikan Ideal di Era New Normal”, Kepala Bidang SD dan PKLK Provinsi DKI Jakarta, Momon Sulaeman menjelaskan PBJJ (Pola Belajar Jarak Jauh), adalah pengalaman pertama bagi semua pihak, termasuk Disdik DKI. “Banyak orangtua, siswa dan guru yang kaget,” tuturnya. “Ada juga yang tidak punya gadget seperti hp apalagi laptop. Ada juga alat namun dibawa orangtua bekerja, sehingga anak harus menunggu orangtua pulang. Dan ada pula yang tidak punya itu semua. Jangan dibayangkan Jakarta semua modern, di pelosok-pelosok kondisinya berbeda.” Untuk itu, kata dia, Disdik DKI telah bekerja sama dengan semua pihak seperti platform pendidikan dan telah memiliki tim untuk menyiapkan konten digital yang akan disalurkan untuk guru-guru. Konten tersebut bisa dimodifikasi oleh para guru agar bisa menyesuaikan dengan kondisi masing-masing murid di sekolah. Untuk tahun ajaran baru, Momon mengatakan akan tetap dimulai pada 13 Juli 2020. Namun, ia belum bisa memprediksikan kapan anak-anak bisa kembali belajar ke sekolah.

Sementara itu, Febriati Nadira, selaku Perwakilan Orang Tua Murid menyebut bahwa selain masalah kedisiplinan, mempertahankan kualitas Pendidikan ke depan juga menjadi tantangan lainnya. Apalagi tidak semua orang tua memiliki perangkat atau pemahaman digital yang sama. “Mungkin kita di Jakarta secara sarana dan prasarana mendukung, tapi di tempat lain belum tentu. Jadi PR-nya lebih ke bagaimana dengan sistem pembelajaran saat ini semuanya bisa mendapatkan kualitas pendidikan yang sama.”

Hal senada disampaikan oleh Founder Kelas Pintar, Fernando Uffie. Menurutnya, pandemik COVID19 bisa menjadi momen bagi dunia pendidikan untuk mempercepat proses transformasi ke pendidikan berbasis teknologi. “Transformasi dunia pendidikan bukan tentang menegasikan peran tenaga pendidik dan sekolah, tapi justru menguatkan peran masing-masing stake holder tersebut,” terang Uffie.

Menurutnya, pembelajaran online ataupun pendidikan berbasis teknologi sejatinya harus bisa mengakomodir peran guru, sekolah dan orang tua dalam proses pendidikan siswa. Pembelajaran online juga harus bisa menghadirkan interaksi diantara mereka, untuk memastikan pendidikan karakter tetap berjalan meski dilakukan secara virtual.

“Solusi pembelajaran online idealnya tidak sekadar menjadi pusat literasi tapi juga menjadi platform yang bisa mengakomodir sistem pembelajaran di sekolah. Dengan begitu, pembelajaran online bisa benar-benar menjadi solusi, karena comply untuk digunakan pada saat COVID19 ataupun setelahnya,” pungkas Uffie.