GadgetSquad.ID – Ada anggapan mereka yang bisa “beradaptasi” maka akan bertahan. Inilah yang dilakukan Telkomsel, beradaptasi mengikuti perkembangan, sehingga tetap menjadi operator terbesar di Tanah Air.

Seperti diketahui, sudah 29 tahun lamanya Telkomsel mewarnai bisnis telekomunikasi di Tanah Air, dengan segala dinamikanya. Dalam kurun waktu tersebut, walau tidak mudah, Telkomsel tetap berhasil menjadi pemimpin pasar.

Semisal di era transformasi digital saat ini, yang membawa berbagai perubahan termasuk disrupsi teknologi. Telkomsel pun berusaha beradaptasi dengan perkembangan zaman agar tetap relevan dan berkibar sampai masa depan.

Nugroho, Direktur Utama Telkomsel, mencontohkan pendapatan per pelanggan yang saat ini tidak setinggi di masa lalu.

“Dulu banyak teman-teman saya yang tagihannya Rp 2 juta, 1,5 juta, sekarang cuma jadi 500 ribu gara gara udah nggak pernah pakai lagi telepon yang berbayar,” katanya dalam Media Gathering Telkomsel.

Situasi tersebut, merujuk merujuk pada layanan over the top (OTT) yang memungkinkan, pengguna melakukan beragam cara untuk berkomunikasi tanpa harus boros pulsa.

Untuk menghadapi berbagai macam perubahan digital yang cepat, perusahaan dinilai harus adaptif atau akan tertinggal. Nugroho mencontohkan mantan raksasa kamera Kodak yang akhirnya terpuruk karena tidak mampu berubah.

“Jadi prinsipnya itu you can never change the wind, kan nggak bisa, tapi yang bisa kita lakukan apa, kita bisa adjust the sail,” cetusnya. Artinya jangan melawan arah angin karena akan sangat sulit, melainkan harus menyesuaikan layar kapal untuk menghadapinya.”

“Kita sendiri yang kemudian harus beradaptasi dengan segala kemampuan yang kita miliki sehingga kita bisa sustainable,” tegasnya.

Dalam prosesnya Telkomsel terus beradaptasi. Kini Telkomsel bukan lagi hanya berkutat pada masalah pulsa dan data, tapi dapat melayani segala aspek kehidupan.

Salah satu bentuknya adalah super app baru My Telkomsel, yang kini fungsinya jauh lebih banyak, dari urusan parkir, pembayaran, sampai hiburan.

“Kita ingin supaya keberadaan Telkomsel ini tidak melulu masalah connectivity walaupun core bisnis Telkomsel ya connectivity, tapi tren pertumbuhan connectivity sudah saturated,” Tukasnya.