GadgetSquad.ID – Kecanggihan sebuah hape yang kamu miliki, tentu tidak akan berfungsi maksimal, tanpa ada dukungan koneksi selular yang berkualitas.

Yup, tanpa adanya koneksi selular hape canggih kamu, tak bisa berfungsi sebagai alat komunikasi serta informasi. Mentok hape itu hanya bisa digunakan untuk berfoto.

Nah, kualitas koneksi selular tentunya terkait dengan spektrum yang digunakan masing-masing operator. Di Indonesia yang dipakai operator yakni spektrum 800 MHz, 900 MHz, 1.800 MHz, 2.100 MHz, dan 2.300 MHz

Masing-masing spektrum memiliki keunggulan masing-masing. Dalam diskusi yang dilakukan XL Axiata dengan media, dicontohkan, spektrum rendah seperti 800 Mhz – 900 Mhz keunggulannya punya cakupan sinyal yang luas.

Sementara spektrum tinggi yakni 1.800 MHz ke atas punya keunggulan dari kualitas atau kapasitas sinyal lebih bagus. Lalu lebih bagus mana, spektrum rendah atau yang di atasnya?

Jawabannya kedua spektrum sama bagusnya ya, karena punya kelebihan masing-masing dan bisa saling melengkapi.

Berkaca dari kondisi tersebut, saat ini operator di Indonesia menggelar layanannya dengan kombinasi spektrum rendah dan tinggi, agar bisa saling melengkapi.

Perihal spektrum berpengaruh dengan harga layanan?

Jawabannya tentu saja sangat berpengaruh. Setiap spektrum yang dimiliki masing-masing operator mempengaruhi tarip layanan komunikasi.

Pihak XL Axiata sendiri memastikan jika tarif yang ada saat ini, sudah melalui proses penghitungan yang detail. Sehingga harganya sesuai kondisi pasar dan daya beli konsumen.

Disisi lain, hadirnya Starlink yang suka tidak suka dapat membuat, peta pertarungan layanan selular di Indonesia bisa berubah.

Starlink disebut tidak memerlukan BTS (Base Tranceiver Station), untuk menyebarkan koneksi Internet. Pasalnya Starlink merupakan layanan internet berbasis satelit low earth orbit (LEO).

Pernyataan tersebut sebelumnya diucapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan.

Terkait pernyataan tersebut, Marwan O. Baasir, Sekretaris Jenderal ATSI  mengungkap, saat ini BTS sebagai menara untuk menghubungkan smartphone dengan sinyal telepon dan internet masih dibutuhkan.

“Kalau lihat sekarang ya, nyatanya masih butuh BTS. Masih dibutuhkan masyarakat, kan belum tersedia komunikasi yang mumpuni,” kata Marwan.

Marwan menabahkan, konteks BTS tak dibutuhkan itu adalah di perdesaan dan daerah yang sulit dijangkau akses internet.

“Kalau menurut kami, ATSI, ini berdampingan industri yang ada sekarang. Starlink itu pelengkap untuk backhaul, karena nggak mungkin kalau langsung tersedia 100 persen, kan?” ujarnya.