GadgetSquad.ID – Tahun ajaran baru Program XL Future Leaders (XLFL) kembali dimulai. Dalam tahun ajaran baru ini, PT XL Axiata Tbk (XL Axiata), kembali memberikan kesempatan yang sama bagi semua mahasiswa di seluruh wilayah Indonesia untuk mendapatkan akses pada pendidikan soft-skills yang berkualitas, termasuk kepada para mahasiswa berkebutuhan khusus atau difabel.

Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin, Direktur Keuangan XL Axiata, mengatakan, “XL Future Leaders angkatan ke-6 ini cukup spesial, sebab salah satu dari 150 mahasiswa yang lolos hingga seleksi awal adalah penyandang tunanetra

“Kami ikut senang dengan keberhasilannya yang merupakan bukti dari hasil kerja keras dan semangat yang tidak kenal menyerah meski memiliki keterbatasan fisik,” tegasnya.

Adlan menambahkan, sejak pendaftaran dibuka sepanjang April – Mei 2017, lebih dari 12.500 mahasiswa yang berasal dari 240 universitas negeri dan swasta mendaftar di program ini.

“Mereka mengikuti serangkaian seleksi sepanjang Juni – September 2017, mulai dari tahap seleksi kelengkapan administrasi, seleksi tertulis yang dilaksanakan serentak secara online, diakhiri dengan seleksi studi kasus dan wawancara di 7 kota yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar. Akhirnya, setelah melalui penilaian yang ketat, terjaring 150 mahasiswa yang berhak atas beasiswa khusus untuk mengikuti program “XL Future Leaders Global Thinking”, ungkap Adlan.

Selain menerima peserta baru, XL Axiata juga melepas peserta XLFL yang sudah menyelesaikan dua tahun masa belajar. Kini, ada tidak kurang dari 550 orang alumni XLFL telah memiliki bekal keahlian dari program ini untuk merebut posisi-posisi penting di berbagai bidang di masa depan. Mereka para alumnus berasal dari 76 kampus negeri dan swasta, dan berdomisili di 30 provinsi.

Sebanyak 153 orang di antaranya sudah lulus sarjana, dan kini berkarya di berbagai sektor industri, termasuk menjadi aktivis pemberdayaan potensi masyarakat. Beberapa di antara alumni juga telah mampu menciptakan program untuk kepentingan publik yang kemudian diadopsi oleh pemerintah daerahnya.