GadgetSquad.ID – Telkom melalui lini Indibiz yang fokus dalam pengembangan solusi digital, terus melakukan ekspansi layanannya. Kali ini melalui ekosistem Indibiz Sekolah, hadir berbagai solusi menarik bagi.

SMK Bakti Idhata, sekolah vokasi berbasis teknologi yang berdiri sejak 2007, menjadi salah satu yang sudah menjalin kerjasama dengan, oksistem Indibiz Sekolah.

Beberapa solusi digital Indibiz yang digunakan mulai dari platform edukasi digital Pijar, jaringan konektivitas tinggi, hingga infrastruktur kelas berbasis jaringan.

Nurman, M.Pd, Kepala SMK Bakti Idhata, menuturkan, sebagai sekolah swasta berbasis IT, kami dituntut untuk selalu relevan.

“Maka dari itu, kolaborasi dengan Telkom sangat penting. Internet cepat, laboratorium yang terus diperbarui, serta pelatihan digital dari Telkom adalah fondasi untuk mendidik siswa kami agar siap bersaing,” ujarnya.

Lebih lanjut diterangkan, SMK Bakti Idhata memiliki tiga jurusan unggulan. Pertama, Desain Komunikasi Visual (DKV). Kedua, Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), serta Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Ketiga jurusan tersebut, menempatkan SMK Bakti Idhata sebagai pelopor sekolah IT di wilayahnya.

Berbagai prestasi pun telah diraih, termasuk juara 2 Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat Jakarta Selatan dan sederet penghargaan di bidang olahraga serta desain grafis.

Bagi Nurman, kemitraan antara SMK Bakti Idhata dan Indibiz menjadi contoh nyata bagaimana sinergi dunia pendidikan dan industri dapat mempercepat lahirnya generasi digital yang siap kerja dan siap berkarya.

Di SMK Bakti Idhata, transformasi digital bukan sekadar jargon. Absensi sudah dilakukan secara digital, guru dibekali laptop, dan seluruh ruang kelas serta lorong memiliki akses WiFi. Sekolah bahkan pernah menyelenggarakan kompetisi Mobile Legends.

Lebih dari sekadar penyedia layanan, Indibiz, bagian dari Telkom Indonesia juga dianggap sebagai mitra strategis dalam membentuk kultur pembelajaran digital yang adaptif.

Nurman berharap, kerjasama ini berlanjut dalam bentuk mentoring berkelanjutan, termasuk pelatihan lanjutan bagi guru dan siswa dalam bidang IoT, cloud, maupun pengembangan portofolio digital.

“SMK memang sering dianggap kelas dua dibanding SMA, tapi kami melihatnya berbeda. Justru banyak dari siswa kami yang punya semangat besar, dan mampu kuliah sambil kerja. Sekitar 60% lebih lulusan kami melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi sambil tetap bekerja. Artinya, mereka mampu mandiri sejak dini. Dan semua itu semakin terakselerasi atas dukungan dari Industri, termasuk dari Indibiz,” tutup Pak Nurman.