GadgetSquad.ID – Sempat diklaim menjadi milik negara tetangga, akhirnya sejak 2009 lalu batik resmi ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO dari Indonesia.
Sebagai bentuk penghargaan terhadap warisan budaya tersebut, setiap tanggal 2 Oktober, resmi diperingati sebagai Hari Batik Nasional.
Dalam prosesnya UMKM, kini menjadi salah satu garda terdepan dalam perkembangan industri batik nasional.
Seiring berjalannya waktu, UMKM mulai memanfaatkan, platfrom digital dalam mengembangkan bisnis batiknya.
Sebagai bentuk komitmen, membantu UMKM batik lokal dalam membangun bisnis di era digital, Tokopedia dan Shop Tokopedia, melakukan berbagai langkah strategis, diantaranya menggelar program kampanye belanja.
Desey Muharlina Bungsu, Fashion Apparel & Campaign Senior Director Tokopedia and TikTok E-commerce, menjelaskan, salah satu insiatif utama yang dilakukan, adalah kampanye “Melokal Dengan Batik”.
“Dimulai awal tahun ini, kampanye itu tujuan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas para perajin batik agar lebih kompetitif di pasar digital,” terangnya.
Lebih lanjut diinfokan, kampanye tersebut telah meningkatkan jumlah transaksi penjual batik hingga 90 persen selama dua minggu pertama peluncurannya.
“Ada ribuan penjual batik baru yang bergabung di Tokopedia, selama dua minggu pertama peluncuran kampanye “Melokal Dengan Batik”, penjual yang berpartisipasi mengalami rata-rata kenaikan transaksi lebih dari 90 persen,” ungkap Desey.
Tak hanya itu, Tokopedia juga memperkenalkan kampanye lain seperti “Tokopedia Fashion” dan “Selasa Bergaya” yang memberikan diskon hingga 90 persen untuk produk fesyen, termasuk batik.
Kampanye itu bertujuan mengajak masyarakat untuk lebih sering menggunakan batik dalam kehidupan sehari-hari, serta mendorong pelaku usaha batik lokal untuk memperluas pasar mereka.
Lewat inisiatif ini, wilayah seperti Maluku Utara, Bengkulu, dan Riau mencatatkan kenaikan transaksi batik hingga 17 kali lipat.
Sementara itu, melalui program “Pasar Berdaya Digital”, Tokopedia juga mengintegrasikan pelaku usaha di pasar tradisional ke ekosistem digital, seperti pedagang di Tanah Abang dan Pasar Minggiran.
Para pedagang diberikan pelatihan dan akses untuk menjual produk mereka di platform digital, sehingga memberikan peluang lebih besar bagi mereka untuk berkembang.