Di era dimana kompetisi game sebagian besar dijalankan di platform digital. Perubahan eksponensial yang terjadi di industri game dalam beberapa tahun terakhir telah mengubah pemahaman tentang gaming di depan mata kita, baik secara harfiah maupun kiasan. Termasuk tentang gamer.

gamer

Survei yang dilakukan Dell terhadap 5.763 pemain video game di 11 negara mengungkapkan bahwa pemain game saat ini sangat beragam; dari rekan kerja dengan dua anak hingga wanita yang duduk di sebelah Anda di kereta komuter, atau, yang umum ditemui, suami atau istri, saudara atau teman.

Melalui platform online dan media sosial, dan didorong popularitas esport, komunitas game kini terus berkembang, termasuk dari sisi keragaman dan inklusivitas. Kini sebutan sebagai seorang “gamer” tidak lagi dipandang sebagai suatu cemoohan.

Baca juga : Mengenal GPU Turbo, Yang Bikin Main Game PUBG dan Mobile Legend Lebih Mulus

Menurut hasil survei, tidak sampai satu dari 10 orang merasa “dihakimi,” “kekanak-kanakan” atau “malu” disebut sebagai seorang “gamer” (masing-masing 8-9%). Sebaliknya, mereka menganggap sebutan “gamer” sebagai label positif dan dirasa “menyenangkan” (35%), “keren” (29%), atau “bersemangat” (26%).

Sementara beberapa gamer bersedia untuk melakukan apa saja agar bisa fokus terus bermain game, mayoritas dari mereka justru memiliki minat atau hobi lain seperti musik, olahraga, jalan-jalan dan bersosialisasi.

Komunitas game juga kini sudah tidak lagi hanya khusus “klub laki-laki,” karena hanya 14% pemain game di seluruh dunia yang peduli tentang jenis kelamin lawan mereka. Umumnya, gamer menyambut siapa saja yang berada di balik komputer. Ketika diminta menyebutkan apa saja faktor yang menjadi pertimbangan utama tentang gamer saingan mereka, hal-hal berikut dilihat tidak penting bagi sebagian besar gamer – budaya/etnis (8%), orientasi politik (7%), dan orientasi seksual (6%). Yang paling penting adalah tingkat keterampilan gamer yang menjadi lawan mereka (40%).

Baca juga : 2 Laptop Gaming Dell Terbaru Dell G3 dan G7 Meluncur

Untuk laporan State of Gaming ini, Reserchscape melakukan survei online terhadap 5,763 pemain video game berusia 14-87 tahun dari 11 negara (Australia, Brazil, Kanada, Tiongkok, Perancis, Jerman, India, Jepang, Selandia Baru, Inggris dan Amerika Serikat) dan dalam enam bahasa untuk bisa lebih memahami kebiasaan bermain game, sikap dan komunitas game yang lebih luas.