GadgetSquad.ID – Kecanggihan teknologi kecerdasan buatan membuat XL Axiata kembali berinovasi. Yup, XL Axiata kini mulai mengadopsi platfrom Zero Touch Operation, termasuk otomatisasi pengelolaan jaringan (Automation NOC-Network Operation Center).

Sesuai dengan namanya, platfrom tersebut memungkinkan XL mengelola kompleksitas jaringan, tanpa harus melakukan sentuhan. XL mengklaim teknologi tersebut, bisa mempercepat proses deteksi bila terjadi gangguan jaringan.

Bahkan, XL pun bisa langsung mendeteksj dan seberapa besar dampak yang dialami pelanggan. Sebelumnya, proses tersebut dilakukan oleh manusia, maka kini menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML).

Pada saat kita bicara mengenai operasional, maka kita perlu melihat apa yang kita operasikan. Jadi, kalau dilihat sampai saat ini saja jaringan XL sudah lebih 142 ribu BTS, itu hanya radio saja, masih ada perangkat lainnya,” kata Direktur & Chief Information-Digitalization Officer XL Axiata, Yessie D Yosetya.

Lebih lanjut Yessie D Yosetya menuturkan, jika teknologi yang terus berkembang, membuat pihaknya juga harus mengerti masing-masing karakteristiknya. Hal itu tentunya menambah kompleksitas jaringan dan volume trafik meningkat.

“Dengan banyak perangkat yang dioperasikan, cara lama dalam mengoperasikan jaringan tidak relevan lagi. Pada intinya Zero Touch Operation ini lebih cepat mendeteksi dan juga lebih cepat mengambil keputusan,” tegasnya.

Sebagai catatan, saat ini implementasi platform Zero Touch Operation telah berhasil memberikan manfaat antara lain, ketersediaan jaringan meningkat sekitar 4,2%, volume download naik hingga 45%, waktu respon terhadap persoalan jaringan 90% lebih cepat, waktu untuk restorasi 35% lebih cepat, serta peningkatan kualitas 4G hingga 18%.

Semua indikator tersebut menunjukkan peningkatan kinerja penanganan gangguan dan peningkatan kualitas jaringan, yang pada akhirnya bisa dirasakan langsung oleh pelanggan berupa kenyamanan menggunakan jaringan XL.

Penerapan Zero Touch Operation ini merupakan bagian dari transformasi digital yang dilakukan XL sejak tahun 2019. Tujuannya agar mampu menyediakan berbagai layanan yang maksimal sesuai dengan ekspektasi pelanggan, mereka juga berupaya untuk meminimalisir dampak gangguan pada sisi jaringan.