GadgetSquad.ID – “Indonesia Digital” menjadi salah satu program yang digaungkan oleh Presiden Joko Widodo. Walau tidak mudah, pemerintah optimis program Indonesia Digital, bisa berjalan dengan baik.

Untuk mewujudkan program Indonesia Digital, setidaknya ada 5 langkah penting yang harus diterapkan. Itu semua menjadi tugas BAKTI Kominfo untuk mewujudkannya.

Saat operator seluler tidak mau membangun infrastruktur di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) karena tidak menguntungkan dan membutuhkan banyak biaya. Disitulah BAKTI Kominfo berperan aktif.

BAKTI menjadi garda terdepan dalam pembangunan infrastruktur di daerah-daerah terpencil yang memiliki kesulitan sangat tinggi dalam pembangunannya.

Saat ini BAKTI Kominfo mendapatkan tugas dari pemerintah berupa Proyek Percepatan Layanan Internet untuk12.548 Desa/Kelurahan yang Belum Terjangkau 4G. Dan sebanyak 9.113 Desa/Kelurahan tersebut merupakan Desa/Kelurahan di daerah 3T.

Meski demikian ternyata tak hanya daerah 3T saja yang belum tersentuh namun ada 3.435 Desa/Kelurahan Non 3T yang belum terjangkau 4G.

BAKTI Kominfo menargetkan tahun 2021-2022 menjadi tahun pembangunan fisik di mana sebanyak 7904 desa/kelurahan yang saat ini belum terjangkau internet dapat menikmati sinyal 4G.

Untuk mewujudkannya, BAKTI Kominfo menggandeng pihak lain untuk melaksanakan pembangunan, salah satunya dilakukan oleh Lintas Arta dan konsorsiumnya.

Dalam kerjasama tersebut, Lintas Arta mendapat tugas untuk membangun 1795 BTS (base transceiver station) di kawasan Papua Barat dari total 7000-an BTS yang menjadi target BAKTI Kominfo di seluruh Indonesia.

Dalam Webinar bertajuk, “Telekomunikasi dalam Membangun Roadmap Indonesia Digital”,
Fadhilah Mathar, Direktur Sumberdaya dan Administrasi BAKTI Kominfo, mengajak kita semua untuk memanfaatkan teknologi selular untuk meningkatkan peradaban dan desa.

“Fokus utama BAKTI Kominfo adalah menyediakan infrastruktur jaringan di daerah-daerah yang masuk dalam kategori tertinggal, terluar, terdepan, dan terpencil yang selama ini tidak tersentuh oleh operator selular,”ungkap Fadhilah Mathar.

Pada kesempatan yang sama, Ginanjar, Direktur Marketing and Solution Lintasarta, menjelaskan, cara untuk menjangkau lokasi sangat menantang. “Hal ini menyebabkan biaya menjadi jauh lebih mahal dibandingkan membangun BTS di daerah non 3T.”

Ginanjar melanjutkan, Kendala yang paling banyak dialami saat pembangunan infrastruktur digital adalah masalah transportasi yang belum tersedia dengan baik di daerah 3T.

Kendala lainnya adalah masalah listrik atau daya yang sulit di dapatkan di daerah 3T yang minim pasokan listrik. Untuk itu digunakan genset menggunakan BBM atau menggunakan tenaga surya untuk menjalankan BTS.

Namun penggunaan panel surya dan BBM membutuhkan biaya yang cukup besar sehingga harus dipertimbangkan cara lain.

Dengan dukungan dana yang cukup besar dari pemerintah, BAKTI Kominfo percaya diri bisa membangun infrastruktur digital di daerah 3T ketika pihak lain enggan melakukannya.

Sehingga 70 juta penduduk Indonesia yang kesulitas mendapatkan akses internet dapat terlayani.