GadgetSquad.id – HarmonyOS adalah masa depan sistem operasi (OS) dari ekosistem Huawei. Perusahaan berinvestasi besar-besaran dalam pengembangannya, dan menargetkan banyak perangkat agar bisa menggunakan OS tersebut.

Dilaporkan GSM Arena, perusahaan sekarang telah membagikan pembaruan lain tentang kemajuannya. Dan mengatakan telah menarik 20 vendor perangkat keras dan 280 perusahaan pengembangan perangkat lunak untuk bekerja pada perangkat HarmonyOS yang jumlahnya semakin banyak. 

Huawei telah menetapkan target 300 juta perangkat yang menjalankan HarmonyOS dan 100 juta di antaranya datang dengan OS tersebut di luar kotak. Wang Chenglu, presiden perangkat lunak bisnis konsumen Huawei mengatakan bahwa OS dibuat untuk menyatukan perangkat yang berbeda, tidak hanya untuk smartphone dan TV. OS bersifat universal. 

Huawei telah mengonfirmasi bahwa banyak ponsel cerdasnya akan memenuhi syarat untuk ditingkatkan ke HarmonyOS, tetapi belum membagikan peta jalan rilis terperinci. 

Laporan sebelumnya menyarankan perangkat Huawei dan Honor yang menggunakan EMUI 11 dan Magic UI 4 dapat beralih ke Harmony OS 2.0. Namun, beberapa sumber Cina mengklaim itu hanya untuk perangkat yang didukung Kirin, yang berarti ponsel dengan chipset Snapdragon atau MediaTek tidak akan memenuhi syarat. 

Unit Honor 9X yang menguji OS Huawei sendiri sudah menggunakan Beta 3.0, yang berarti pabrikan Cina akan kuat dengan pengembangan ekosistem in-house-nya. Paket perangkat lunak juga tersedia untuk perangkat P40, Mate 30 dan MatePad Pro, tapi hanya untuk unit Cina saat ini. 

Tahun lalu, kabar menyebutkan bahwa ponsel lama yang ditenagai Kirin 710 dan 810 juga akan dapat bergabung mendapatkan sistem operasi tersebut, setelah menunggu cukup lama. Catatannya adalah itu artinya hanya beberapa model yang akan diperbarui, meskipun kriterianya belum jelas.

Versi baru dari sistem operasi internal itu saat ini dikabarkan sedang diluncurkan oleh pengembang secara bertahap, versi beta pertama untuk ponsel diharapkan pada bulan Desember ini. Dirilisnya sistem operasi Huawei ini merupakan dampak dari perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina, yang berbuntut pada dilarangnya Huawei menggunakan layanan Google.