GadgetSquad – Vivo baru-baru ini mengadakan pertemuan ‘komunikasi eksternal’ yang fokus pada pengembangan teknologi 6G. Dekan Vivo Communication Research Institute Qin Fei menerangkan bahwa dia yakin tidak akan ada pengganti smartphone di era 6G, karena layar sentuhnya akan sangat sulit untuk diganti.
“Alasan utamanya adalah layar sentuhnya sangat sulit untuk diganti,” ujar dia, seperti dikutip Gizchina, 24 Oktober 2020.
Menurutnya, komunikasi masih membutuhkan modul untuk bisa tetap terhubung, sementara daya komputasi membutuhkan unit komputasi, inti ARM, dan lainnya. Setiap orang membutuhkan terminal informasi yang cerdas sebagai pintu masuk ke dunia digital.
Fei menjelaskan saat ini Vivo telah memulai riset 6G, dan sedang meneliti beberapa skenario dan teknologi utama. Dalam pandangan Fei, ponsel, kacamata AR/ VR, dan robot adalah produk penting untuk membangun kehidupan digital di era 6G.
Mengenai robot, Fei memprediksi bahwa setelah 2030, robot multi fungsi akan menggantikan robot utama yang ada. Selain itu, ada ruang untuk memperbarui dan menyimpan kapasitas pintar mereka, serta akan ada kemajuan signifikan dalam teknologi terkait robot lainnya.
Sejauh menyangkut teknologi AR dan VR, Fei percaya bahwa kacamata masa depan akan lebih tipis dan nyaman. Mereka juga akan memiliki lebih banyak konektivitas dengan antarmuka otak-komputer untuk membaca otak manusia secara akurat.
Ketika berbicara tentang bidang atau jenis grup mana yang lebih disukai Vivo di era 6G, Fei menjawab bahwa perusahaan akan mengembangkan lebih banyak terminal 2C (To C) di masa depan. “Dan lebih banyak aplikasi akan bergantung pada hulu untuk menyediakan layanan bisnis yang sesuai,” kata dia.
Fei juga membicarakan tentang perbedaan 4G, 5G, dan 6G. Menurutnya 4G dan 5G memiliki koneksi digital, tapi 6G akan memperkuat keduanya dan menggabungkan pengembangan cerdas untuk menyediakan layanan terintegrasi seperti komunikasi, komputasi, dan penyimpanan.
“6G tidak bisa begitu saja setara dengan teknologi 5G + AI. Pada tahap ini, kedua teknologi ini tidak bergantung satu sama lain dan akan bergerak menuju pengembangan terintegrasi di masa depan,” tutur Fei.
Fei menambahkan, dalam pengembangan jaringan 6G, akan terjadi persaingan yang sangat besar antara Amerika dan Cina.
Seperti diketahui, sejak awal tahun lalu, presiden Amerika Donald Trump telah menyatakan keinginan agar negaranya menjadi yang pertama dalam pengembangan 6G. Namun, tidak ada pabrikan Amerika di antara pemain utama dalam 5G, yang memiliki hanya berasal dari Nokia (Finlandia), Ericsson (Swedia), dan Huawei (Cina).