Belakangan ini di ranah sosmed ramai dengan kemunculan istilah ‘Hp Gaib’. Yaitu Hp yang baru saja diluncurkan, tapi ternyata sulit didapatkan di pasaran, baik dengan cara flash sale, penjualan di outlet maupun gerai resmi. Geram dengan kondisi itu, pengguna pun memberi label ‘Hp Gaib’.
Hp terbaru keluaran Asus dan Xiaomi termasuk Hp yang dicap sebagai Hp Gaib belakangan ini. Diantaranya yaitu seri Asus Zenfone Max Pro dan Xiaomi Redmi Note 5. Mengetahui hal itu, pihak Asus pun meminta maaf kepada para pengguna karena sulitnya mendapatkan Hp terbarunya tersebut.
Baca juga : Asus Zenfone Max Pro M1 Atau Xiaomi Redmi Note 5, Mending Mana?
Pihak Xiaomi pun merasa kaget dengan kondisi Hp Gaib ini. Pada suatu kesempatan Country Manager Xiaomi Indonesia Steven Shi beralasan fenomena ini terjadi karena tingginya permintaan untuk jenis Hp tersebut, namun, stok yang disediakan selalu ludes terjual dalam waktu yang singkat.
Tapi apakah memang benar terhadi fenomena Ho Gaib karena produk Hp tersebut laku keras dalam waktu singkat ?
Mengutip dari Kompas Tekno, menurut pengamat gadget Herry SW, ada beberapa faktor yang melatarbelakangi munculnya istilah “Hp gaib” ini. Salah satunya bisa terjadi karena perusahaan memang menerapkan strategi hunger marketing, yaitu dengan membuat pembeli menjadi penasaran dengan stok dan waktu yang terbatas.
Namun khusus untuk fenomena “Hp gaib” yang terjadi belakangan ini, Herry menilai bahwa hal tersebut terjadi karena adanya tindakan kecurangan yang dilakukan oleh pihak tak bertanggungjawab. Ia menilai ada beberapa pihak yang bertindak sebagai tengkulak di mana ia mengumpulkan Hp dalam jumlah yang besar, kemudian dijual lagi ke pasar.
Baca juga : Hp “Ghaib” Bikin Reputasi Vendor Jadi Jelek di Mata Konsumen
Termasuk dalam program penjualan flash sale, yang menurutnya tidak murni diiikuti pengguna. Tapi ada pemain lain yang bertindak sebagai pebisnis, atau tengkulak. “Mereka bisa saja bermain nakal. Ada yang pakai joki atau botscript (untuk flash sale), ada yang nimbun juga,” ujarnya.
Ia pun menambahkan bahwa selain ulah tengkulak, sulitnya pembeli mendapatkan ponsel tersebut juga bisa dilatarbelakangi karena keterbatasan produksi. Agar fenomena ini tidak terus menerus terjadi, Herry juga mengatakan diperlukan juga profesionalisme dari e-commerce yang menjual produk tersebut. “Profesionalisme marketplace juga sangat berpengaruh. Ada kejadian sebuah e-commerce membuat flash sale jam 11, tapi jam 10.15 atau 10.45 sudah ada pengguna yang berhasil membeli. Jam 11 malah sudah habis,” ungkapnya.