GadgetSquad.ID – Merasa dipermainkan, perasaan ini nampaknya sedang dialami mitra ojek online. Penyebabnya tentu saja masalah tarif.

Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi menentukan tarif ojek online (Ojol) yang baru.

Kenaikan tarif ojek online tersebut didasarkan pada sistem zonasi. Ada tiga sistem zonasi yang diberlakukan kenaikan tarif.

Dalam proses tepat tanggal 1 Mei lalu, pada aplikator melakukan ujicoba penyesuaian tarif, sesuai dengan intruksi pemerintah.

Tarif baru tersebut membuat mitra senang, lantaran dinilai lebih manusiawi. Sayang, khususnya bagi mitra Gojek, tarif baru tersebut hanya berlangsung sesaat.

Dari pengumuman di aplikasi mitra driver disebutkan jika Gojek telah mengembalikan skema tarif, menjadi lebih murah tidak sesuai dengan pemerintah.

“Setelah melakukan uji coba penyesuaian tarif yang berlaku sejak 1 Mei 2019 dan memonitor respons kondisi pasar, Go-Jek perlu menimbang kembali Pedoman Biaya Jasa Ojek Online dari pemerintah demi memastikan keberlangsungan layanan Go-Ride untuk seluruh mitra ke depannya.”

“Selanjutnya, dalam keterangan itu disebutkan, mulai 4 Mei 2019 tarif Go-Ride (sebelum potongan) akan kembali seperti semula. Di mana, tarif dasar 0-9 kilometer (km) Rp 1.900/km dan setelah 9 km dipatok Rp 3.000/km. Tarif minimumnya ialah Rp 9.000/orde.”

Kebijakan tersebut nampaknya, direspon para mitra Gojek dengan menggelar aksi mematikan layanan (off bid) pada Senin, 6 Mei 2019.

Pengumuman terkait ketentuan tarif ini viral di media sosial diunggah akun Instagram @dramaojol.id.

Sejauh ini belum diketahui, apakah aksi tersebut juga akan diikuti mitra driver Grab. Namun yang pasti, seruan untuk offbid Senin, 6 Mei 2019, sudah tersebar dan menjadi pembicaraan di komunitas ojek online.